Jack of All Trades

Ungkapan Jack of all trades sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki banyak keterampilan dalam berbagai bidang. Namun, ungkapan ini sering kali diikuti dengan “master of none” yang berarti seseorang yang bisa melakukan banyak hal tetapi tidak ahli dalam satu bidang tertentu.
Asal-Usul Ungkapan
Ungkapan ini berasal dari bahasa Inggris kuno dan pertama kali muncul pada abad ke-16. Awalnya, frasa ini tidak memiliki konotasi negatif. Bahkan, tokoh terkenal seperti William Shakespeare sering disebut sebagai Jack of all trades karena keahliannya dalam menulis, berakting, dan bisnis.
Namun, pada abad ke-18, frasa ini berkembang menjadi “Jack of all trades, master of none,” yang sering kali digunakan untuk menyindir seseorang yang terlalu banyak mencoba berbagai keterampilan tetapi tidak menguasai satu pun secara mendalam.
Makna dalam Konteks Modern
Di era modern, menjadi Jack of all trades tidak selalu dianggap negatif. Dalam dunia kerja yang serba cepat dan dinamis, memiliki berbagai keterampilan bisa menjadi nilai tambah. Beberapa profesi, seperti wirausahawan, pekerja lepas (freelancer), dan manajer proyek, justru membutuhkan seseorang yang bisa melakukan banyak tugas berbeda.
Namun, jika seseorang ingin mencapai puncak dalam karier tertentu, menguasai satu keterampilan dengan mendalam (specialization) masih dianggap lebih penting dalam beberapa bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknik, atau kedokteran.
Penggunaan dalam Kalimat
1. She is a jack of all
trades; she can design, write, and even do programming.
(Dia adalah seseorang yang serba bisa; dia bisa mendesain, menulis, dan bahkan
melakukan pemrograman.)
2. Being a jack of all trades
helped him start his own business.
(Menjadi serba bisa membantunya memulai bisnisnya sendiri.)
3. He is a jack of all trades, but he has never mastered anything.
(Dia serba bisa, tetapi tidak pernah menjadi ahli dalam satu bidang pun.)
Mana yang lebih Anda sukai: jadi Jack of all trades atau jadi spesialis di bidang tertentu?