Skor PISA: Acuan Kualitas SDM Negara
Program for International Student Assessment (PISA) adalah suatu tes internasional yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun di berbagai negara dalam bidang membaca, matematika, dan sains. Skor yang dihasilkan dari tes ini dikenal sebagai skor PISA, yang sering kali dijadikan acuan utama untuk menilai kualitas pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) suatu negara.
Siapa Penyelenggara Tes PISA?
PISA diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara maju dan berkembang dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. OECD menyelenggarakan PISA dengan tujuan menyediakan data komparatif global mengenai hasil pendidikan, yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan pendidikan di negara-negara peserta.
Kapan Tes PISA dilakukan?
Tes PISA dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, dengan peserta yang biasanya terdiri dari puluhan negara di seluruh dunia. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2000, tes ini terus berlanjut hingga hari ini, dengan siklus terakhir yang diadakan pada tahun 2022. Pola pelaksanaan ini memberikan data tren yang memungkinkan para pemangku kebijakan untuk memantau perkembangan kinerja pendidikan di setiap negara dari waktu ke waktu.
Pelaksanaan Tes PISA seperti apa?
Tes PISA dirancang untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dalam situasi nyata dan bukan hanya pengetahuan akademik murni. Tes ini mencakup tiga bidang utama:
1. Membaca:
Menilai kemampuan siswa untuk memahami dan menggunakan informasi dari teks tertulis dalam berbagai konteks.
2. Matematika:
Menguji kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari.
3. Sains:
Mengukur pemahaman siswa tentang konsep ilmiah dan kemampuan mereka menerapkan ilmu pengetahuan dalam situasi nyata.
Tes ini dilakukan secara digital di banyak negara, di mana siswa diminta menyelesaikan berbagai soal berbasis pilihan ganda maupun soal esai pendek.
Beberapa soal dirancang untuk menguji keterampilan pemikiran kritis dan kemampuan analitis siswa, menilai cara mereka mengintegrasikan informasi dan menilai situasi, yang merupakan keterampilan penting untuk sukses dalam kehidupan.
Mengapa Skor PISA Dijadikan Acuan Kualitas SDM Sebuah Negara?
Skor PISA sering kali dijadikan acuan utama dalam menilai kualitas SDM sebuah negara karena beberapa alasan berikut ini:
1. Indikator Keterampilan Esensial
Skor PISA dianggap sebagai indikator yang menggambarkan tingkat keterampilan esensial yang diperlukan di dunia kerja dan masyarakat.
PISA bukan hanya soal penguasaan kurikulum, tetapi juga seberapa baik siswa menerapkan pengetahuan untuk pemecahan masalah sehari-hari.
2. Komparatif Antarnegara
PISA memberikan gambaran tentang posisi pendidikan suatu negara dibandingkan dengan negara lain.
Dengan data komparatif, negara-negara dapat memahami kekuatan dan kelemahan sistem pendidikan mereka, sehingga memudahkan untuk menentukan langkah-langkah peningkatan.
3. Prediktor Masa Depan SDM
Kemampuan siswa yang diuji dalam PISA dianggap sebagai salah satu prediktor keterampilan SDM di masa depan.
Negara yang memiliki skor PISA tinggi cenderung memiliki generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan global.
4. Dasar Pengambilan Kebijakan Pendidikan
Pemerintah dan pembuat kebijakan pendidikan memanfaatkan data dari PISA untuk merancang strategi peningkatan kualitas pendidikan, baik dalam metode pembelajaran, materi kurikulum, maupun pelatihan guru.
Secara keseluruhan, skor PISA merupakan salah satu cara yang diakui secara global untuk mengukur kualitas pendidikan dan potensi SDM suatu negara. Dengan melihat hasil PISA, negara dapat lebih memahami sejauh mana generasi mudanya siap bersaing dalam pasar global dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial di masa depan.
Bagaimanakah skor PISA siswa Indonesia?
Hasil PISA 2022 menunjukkan perbaikan dalam peringkat pendidikan Indonesia, terutama di bidang literasi.
Berdasarkan laporan, skor rata-rata siswa Indonesia di PISA adalah 366 untuk matematika, 359 untuk membaca, dan 383 untuk sains.
Skor ini masih di bawah rata-rata negara OECD, yaitu 472 untuk matematika, 476 untuk membaca, dan 485 untuk sains, tetapi telah mengalami peningkatan peringkat signifikan dibandingkan tahun 2018.
Indonesia mempunyai tantangan besar terkait SDM, terutama karena sekitar 43% siswa berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung, dan hanya 18% dari siswa yang mencapai level kecakapan dasar dalam matematika (Level 2 atau lebih tinggi) di PISA.