MEMBANTU PENYANDANG DISLEKSIA BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN PENDEKATAN MULTI-SENSORY

Disleksia adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan mengeja. Penyandang disleksia
sering mengalami kesulitan dalam memproses bahasa tertulis, meskipun mereka
memiliki kecerdasan dan motivasi yang normal atau di atas rata-rata. Karena
kesulitan ini berakar pada perbedaan cara otak memproses informasi, disleksia
dikategorikan sebagai disabilitas dan difabel.
Disabilitas merujuk pada keterbatasan fungsi tertentu
yang menghalangi seseorang untuk melakukan aktivitas yang dianggap normal oleh
masyarakat. Difabel adalah singkatan dari "differently-abled," yang
menekankan kemampuan berbeda yang dimiliki individu. Penyandang disleksia
memiliki cara belajar dan mengolah informasi yang berbeda, sehingga mereka
memerlukan pendekatan khusus untuk mengoptimalkan potensi mereka.
Pendekatan multi-sensory melibatkan penggunaan berbagai
indera—seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan gerakan—dalam proses
belajar. Pendekatan ini sangat efektif untuk penyandang disleksia karena
membantu mereka memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.
Berikut beberapa cara dan kegiatan yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran bahasa Inggris menggunakan pendekatan multi-sensory:
1. Penggunaan Visual dan Audio
Flashcards Interaktif
Gunakan flashcards dengan gambar dan
kata-kata yang diucapkan. Siswa dapat melihat gambar sambil mendengar kata yang
diucapkan, sehingga mereka mendapatkan input visual dan audio secara bersamaan.
Misalnya, untuk kata "cat",
flashcard bisa menampilkan gambar kucing dan ketika kartu tersebut dibalik,
siswa akan mendengar pengucapan kata "cat".
Video Pembelajaran
Gunakan video yang menggabungkan teks dengan audio dan
gambar. Misalnya, video yang mengajarkan kosakata bahasa Inggris dengan
menampilkan kata, gambar yang relevan, dan pengucapan kata tersebut.
Ini membantu memperkuat koneksi antara kata tertulis,
arti, dan suara.
2. Aktivitas Kinestetik
Menulis di Pasir atau Tepung
Ajak siswa menulis kata-kata bahasa Inggris di atas pasir
atau tepung menggunakan jari. Aktivitas ini tidak hanya melibatkan indera
peraba tetapi juga membantu dalam mengingat bentuk dan ejaan kata melalui
gerakan fisik.
Gerakan Tangan untuk Huruf dan Kata
Ajarkan siswa untuk mengasosiasikan setiap huruf atau
kata dengan gerakan tangan tertentu.
Misalnya, ketika mengucapkan kata "jump", siswa
bisa melompat.
Aktivitas ini menggabungkan pembelajaran bahasa dengan
gerakan tubuh, membuatnya lebih mudah diingat.
3. Latihan Interaktif dan Bermain Peran
Role-Playing Games (RPG)
Siswa dapat diajak bermain peran dalam skenario bahasa
Inggris.
Misalnya, siswa berpura-pura menjadi pelanggan dan
penjual di toko.
Aktivitas ini tidak hanya melibatkan bahasa lisan tetapi
juga interaksi sosial, membuat pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan
menarik.
Permainan Kata Berbasis Tim
Gunakan permainan seperti Scrabble atau Word
Bingo yang dimodifikasi untuk disleksia. Siswa dapat berkolaborasi dalam
tim untuk membentuk kata-kata dari huruf yang disediakan, melibatkan
visualisasi, pengucapan, dan kerja sama.
Dengan dukungan yang tepat, penyandang disleksia dapat
mencapai kemajuan signifikan dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa
Inggris. Penggunaan teknologi, aktivitas fisik, dan bahan ajar yang interaktif
akan membuat proses belajar lebih menyenangkan bagi siswa dan juga bagi gurunya.