Contoh Role Play dalam Pembelajaran Bahasa Inggris - SHOPPING

Role Play (bermain peran) adalah metode pembelajaran di mana siswa memerankan sebuah karakter dalam situasi tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris secara aktif dan interaktif.
Metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempraktikkan keterampilan berbicara (speaking) dalam situasi yang menyerupai kehidupan nyata, seperti berbelanja (shopping).
Hal yang Harus Diajarkan Sebelum Role Play:
1. Kosakata yang Relevan
Siswa harus menguasai kosakata yang relevan dengan topik yang dipilih. Untuk topik shopping, siswa perlu mengenal kata-kata terkait barang-barang, harga, dan frasa umum saat berbelanja.
2. Struktur Kalimat
Guru harus memastikan siswa memahami struktur kalimat yang akan digunakan dalam situasi tersebut, seperti bagaimana bertanya tentang harga atau mengekspresikan keinginan untuk membeli sesuatu.
3. Pronunciation dan Intonation
Guru juga perlu mengajarkan pengucapan dan intonasi yang tepat agar siswa terdengar lebih natural saat berbicara.
4. Politeness (Kesopanan)
Dalam bahasa Inggris, kesopanan sangat penting. Guru harus mengajarkan cara berbicara yang sopan, misalnya menggunakan “Could you...” atau “I would like to...”.
Persiapan Guru:
1. Menentukan Topik
Guru memilih topik yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat keterampilan bahasa siswa.
Topik-topik sederhana seperti shopping (berbelanja) atau ordering food (memesan makanan) di restoran bisa digunakan.
2. Mengajarkan Kosakata, Frasa, dan Ungkapan Terkait
Guru harus mengajarkan kosakata dan ungkapan yang relevan sebelum role play dimulai.
Pada topik shopping, kosakata terkait dengan barang yang diperjualbelikan perlu diajarkan ke siswa, misal: egg, sugar, flour, butter, bread, dll.
Kosakata terkait uang dan angka juga perlu diajarkan.
Siswa juga perlu diajarkan ungkapan terkait seperti “Do you sell …?”. “How much is this?”, “Can I help you?”, “I’d like to buy...”.
3. Menyediakan Contoh Percakapan
Guru perlu memberikan contoh dialog yang bisa diikuti siswa. Contoh ini membantu siswa memahami pola komunikasi yang diharapkan. Contoh bisa diberikan dalam bentuk video maupun audio percakapan.
4. Menjelaskan Situasi/konteks
Guru perlu menjelaskan konteks role play yang akan dilakukan kepada siswa. Misalnya, jika topiknya adalah berbelanja, jelaskan situasi seperti di toko atau pasar, siapa yang akan menjadi penjual, dan siapa yang akan menjadi pembeli.
5. Pembagian Peran
Siswa diberikan peran tertentu, misalnya pembeli atau penjual, dan mereka harus berinteraksi satu sama lain berdasarkan peran yang diberikan.
6. Menyiapkan Alat Peraga (Props)
a. Guru menyiapkan kartu daftar barang jualan/daftar harga (price list) beserta gambar produk. Siapkan sebanyak mungkin daftar barang jualan yang berbeda-beda sehingga ada banyak “toko” yang bisa dikunjungi siswa yang bertugas membeli.
b. Guru menyiapkan kartu daftar barang belanjaan. Siapkan sebanyak mungkin supaya kebutuhan belanja tiap siswa berbeda-beda.
c. Guru menyiapkan barang-barang untuk “diperjualbelikan” (jika memungkinkan).
7. Mengatur Waktu dan Kelompok
Guru perlu membagi siswa dalam kelompok atau pasangan, mengatur waktu yang cukup, dan memastikan semua siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi.
Contoh Role Play untuk Topik Shopping
Langkah-langkah:
A. Persiapan
1. Guru memutarkan video/audio tentang shopping. Siswa diminta mengamati video/audio tersebut, dan menjawab pertanyaan terkait pemahaman isi video/audio tersebut. Pertanyaan yang diajukan misalnya:
a. Where does the conversation take place?
b. Who are the speakers?
c. What does she/he want to buy?
d. How much is …?
e. How many apples does she/she buy?
etc.
Setelah siswa selesai menjawab, bahas jawaban siswa sudah betul atau belum. Video/audio bisa diputar lagi untuk mengecek betul tidaknya jawaban tersebut.
2. Guru memutarkan video/audionya sekali lagi dan meminta siswa untuk mengamati dan mencatat kosakata, frasa, dan ungkapan yang digunakan untuk jual beli kepada siswa.
3. Guru dan siswa membahas makna kata/frasa/ungkapan yang mereka dapatkan dari video/audio serta mempraktikkan cara pengucapannya. Guru bisa menambahkan lebih banyak kosakata dan ungkapan dalam sesi ini.
4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka akan memerankan situasi di mana pembeli dan penjual sedang berinteraksi di toko/pasar.
B. Pembagian Peran
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar, satu kelompok menjadi penjual dan satu kelompok menjadi pembeli.
Siswa dalam kelompok penjual mendapatkan kartu yang berisi daftar barang yang dijual beserta harganya.
Siswa dalam kelompok pembeli mendapatkan kartu yang berisi daftar barang yang akan dibeli beserta jumlah yang dibutuhkan.
Daftar barang jualan dan barang belanjaan yang diterima siswa berbeda-beda, sehingga dalam role playnya ada lebih dari satu toko dan siswa yang jadi pembeli harus keliling dari satu toko ke toko yang lain untuk mencari dan membeli barang yang ada dalam daftar belanjaannya.
C. Pelaksanaan Role Play
SESI 1
Siswa yang menjadi penjual bersiap-siap di “toko”nya. Siswa yang jadi pembeli berkeliling mencari dan membeli barang yang dibutuhkan sesuai daftar belanjaan.
Guru berkeliling mengamati dan memberikan bimbingan jika diperlukan, termasuk memberi tahu siswa kosakata dan ungkapan yang dibutuhkan jika ada siswa yang bertanya.
SESI 2
Setelah semua siswa pembeli berhasil membeli barang sesuai daftar belanjaannya, instruksikan siswa untuk menyerahkan kartu mereka, dikelompokkan sesuai jenis peran (sebagai penjual atau pembeli).
Setelah kartu terkumpul, kartu tersebut dibagikan ke siswa lagi, tiap siswa akan switch role (berganti peran). Siswa yang di sesi 1 role play berperan jadi pembeli akan berganti peran jadi penjual di sesi 2 ini.
D. Penutup
Setelah semua sesi role play selesai, guru mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka. Pancing siswa untuk menyampaikan apa yang mudah, apa yang sulit, dan bagaimana perasaan mereka ketika melakukan role play tersebut.
Selanjutnya guru memberikan umpan balik dan menyoroti penggunaan bahasa, serta memberikan saran untuk perbaikan sekaligus tips bagaimana cara agar mereka bisa meningkatkan kemampuan berbicara.
Dengan role play seperti ini, siswa dapat mempraktikkan kemampuan berbicara mereka dalam konteks yang nyata dan relevan, sekaligus membangun kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa Inggris.